Garut, 14 Februari 2025 – Ummahatul Ghad Mu'allimin (UGM) Masa Jihad 2024/2025 telah sukses menyelenggarakan Du'at Camp di Eduwisata Gunung Guntur pada tanggal 13-14 Februari 2025. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh santri kelas 10 putri MA Persis Tarogong. Kegiatan ini bertujuan untuk membentuk santri yang tidak hanya berilmu, tetapi juga memiliki keterampilan komunikasi, kepemimpinan, dan manajemen dakwah yang baik. Selain itu, Du’at Camp bertujuan untuk memberikan wawasan kepada para santri tentang pentingnya menjadi penyebar kebaikan dengan keteguhan akidah, keluasan ilmu, dan kemampuan berdakwah dengan hikmah, sebagaimana termaktub dalam Al-Qur'an surah Ali Imran ayat 104. Begitu pula, hadis Nabi ﷺ menyatakan, "Sampaikanlah dariku walaupun satu ayat" (HR. Bukhari), menjadi landasan bahwa setiap Muslim memiliki tanggung jawab untuk menyampaikan ajaran Islam, sekecil apapun ilmu yang dimiliki. Para peserta mendapatkan pembinaan dari dua pemateri yang sangat berkompeten dalam bidang dakwah dan pengembangan diri. Hj. Ai Nurjannah memberikan pemaparan tentang tantangan da’i dan influencer di hadapan algoritma teknologi, sementara Intan Nur Imani membagikan tips dan trik agar bisa fokus dalam menghafal Al-Qur’an. Dalam kesempatan tersebut, Intan menyarankan agar para peserta menyimpan gadget mereka dan hanya menggunakannya untuk keperluan telepon, guna menghindari gangguan dalam proses menghafal. Kegiatan ini tidak hanya berupa talkshow, dimana santri mendengarkan pemaparan mareri dari narasumber yang terpercaya, tetapi juga mencakup berbagai kegiatan interaktif yang mendidik, seperti pos-posan, kultum, dan games. Pada sesi kultum, perwakilan dari setiap kelas diberi kesempatan untuk memberikan tausiah singkat dengan tema utama "Ramadhan", yang tentunya menjadi bagian dari proses peningkatan kemampuan berbicara dihadapan publik sekaligus peningkatan spiritualitas para peserta. Kegiatan pos-posan yang dilaksanakan pada malam hari memiliki konsep permainan yang mengedukasi, khususnya mengenai teori dan praktek dakwah, sehingga para santri dapat langsung mempraktikkan ilmu yang telah mereka pelajari. Diakhir kegiatan, UGM berharap melalui kegiatan ini para santri dapat semakin memperkuat ukhuwah Islamiyah, memperdalam ilmu agama, serta meningkatkan keterampilan dakwah sesuai dengan perkembangan zaman.
Garut, 14 Desember 2024 – MA Persis Tarogong yang berada di bawah naungan Pesantren Persis Tarogong sebagai penerima manfaat Program Madrasah Digital Learning (MDL) sukses menyelenggarakan diseminasi MDL. Acara yang berlangsung di Aula Syihabuddin Pesantren Persis Tarogong ini menjadi tonggak penting dalam upaya transformasi pendidikan di lingkungan Pesantren, khususnya di wilayah Garut dan sekitarnya. Dalam kegiatan ini turut hadir pula Kepala Kantor Kementerian Agama Kab. Garut, Dr. H. Saepulloh, S.Ag.,M.Pd.I., Pengawas Bina Madrasah, H. Aceng Mahmud Fauzi, PD Persis Garut yang diwakili oleh Iwan Ridwan, serta tokoh-tokoh pendidikan Garut lainnya. Dengan mengundang berbagai madrasah sekitar, seperti Mts, Persis Tarogong, MI Al-Mukhlis, MAN 2 Garut, MAS Persis 19 Garut, dan lainnya, acara ini menjadi ajang pertukaran pengetahuan dan pengalaman dalam pemanfaatan teknologi digital untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Puncak acara adalah peresmian Smart Class dan Smart Library yang ditandai dengan penandatanganan oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kab. Garut, Dr. H. Saepulloh, S.Ag.,M.Pd.I., dan Mudir ‘Am Pesantren Persis Tarogong, H. Mohammad Iqbal Santoso. Heri Mulyadi, S.H.I., PMA Bidang Pendidikan Pesantren Persis Tarogong dalam sambutannya, mengungkapkan bahwa digitalisasi di Pesantren Persis Tarogong telah dimulai sejak beberapa tahun lalu, dan dengan adanya Program MDL ini semakin memperkuat dan mengakselerasi upaya digitalisasi tersebut. “program MDL ini sesuai dengan visi-misi kami (pesantren) yaitu membina insan berakhlakul karimah, tafaqquh fiddin, dan menguasai IPTEK.” Ucap Heri. Dalam kegiatan ini pula, Madrasah menghadirkan tiga pemateri sekaligus dan mengajak madrasah-madrasah yang diundang untuk mempersiapkan dan melakukan transformasi digital di madrasahnya masing-masing. Pemateri pertama datang dari Sulasmo Sudharno, Konsultan REF PMU MEQR BKMDL Kemenag dan membawakan tema “Madrasah Digital Learning: Menginisiasi Transformasi Pendidikan Berbasis Teknologi". Dalam paparannya, Sulasmo Sudharno menekankan pentingnya transformasi digital yang dibangun secara menyeluruh oleh seluruh ekosistem pendidikan. Mulai dari kebijakan, kepemimpinan, pendanaan, infrastruktur, hingga peran guru, siswa, orang tua, dan komunitas. “Transformasi digital bukan hanya sekadar mengadopsi teknologi, tetapi juga mengubah mindset dan budaya belajar,” ujarnya menambahkan. Senada dengan Sulasmo, pemateri kedua yang juga seorang akademisi dan praktisi IT di Kab. Garut, Yusep Maulana., S.Kom, M.Kom., memberikan pemahaman mendalam mengenai pemanfaatan teknologi digital dalam pendidikan. Ia memaparkan langkah-langkah yang perlu dipersiapkan dalam menuju transformasi digital, seperti penyusunan kebijakan, pengembangan SDM, penyediaan konten berkualitas, serta penyediaan perangkat keras dan lunak yang memadai. Pemateri ketiga yang merupakan Kepala MA Persis Tarogong, H. Aan Adam, Lc., memaparkan proses transformasi digital di MA persis Tarogong yang dimulai sejak tahun 2019 dan dengan program MDL semakin menguatkan apa yang telah dilakukan oleh madrasah selama ini. Aan Adam pun berharap diseminasi MDL ini dapat menjadi motivasi dan inspirasi bagi madrasah lain untuk melakukan transformasi pendidikan melalui proses digital. “Dengan adanya Smart Class dan Smart Library, kami optimis dapat meningkatkan kualitas pembelajaran santri dan mempersiapkan mereka untuk menghadapi tantangan di era digital,” ungkapnya mengakhiri paparannya. Diseminasi itu sendiri adalah adalah proses penyebaran informasi, ide, atau pengetahuan kepada khalayak yang lebih luas. Tujuan utama dari diseminasi adalah untuk berbagi informasi penting, meningkatkan kesadaran, atau mempengaruhi opini publik.

Garut,31/8/2024Sabtu, 31 Agustus 2024, Bidang Pengembangan Prestasi Mln/MA Persis Tarogong umumkan pemenang Festival Cinta Tanah Air (FCTA) 2024 sekaligus bagikan hadiah berupa uang pembinaan untuk para pemenang Festival Cinta Tanah Air (FCTA) 2024 pada Bai’at yang digelar di Lapang Timur Pesantren Persis Tarogong. FCTA itu sendiri merupakan kegiatan perlombaan yang diselenggarakan dalam rangka memeriahkan kemerdekaan Indonesia serta menggali minat dan bakat santri. Pelaksanaan FCTA dikelola secara hibrid (onlinedanoffline). Perlombaanonlinedilaksanakan pada tanggal 3-15 Agustus 2024, sedangkan perlombaanofflinedilaksanakan pada 18 Agustus 2024 di lingkungan Madrasah.Perlombaan yang diikuti para santri pun beragam, mulai dari lomba video pendek, lomba poster, lomba orasi, dan lomba fotografi yang pelaksanaannya secaraonline. Selain itu ada pula lomba debat, lomba pesona pahlawan, lomba simfoni kemerdekaan, dan lomba rakyat yang dilaksanakan secaraoffline. Lomba-lomba tersebut semuanya bertemakan perjuangan dan kebangsaan. Santri-santri pun menunjukkan minatnya dalam mengikuti beragam lomba tersebut, terutama lomba foto kemerdekaan dan pesona kemerdekaan. Khusus untuk lomba rakyat, dalam penyelenggaraannya Bidang Pengembangan Prestasi yang digawangi oleh Iis Latifah, S.E. menggandeng RGM dan UGM. Lombanya pun beragam, seperti makan kerupuk syariah, bacok liwar, tarik rambang, estafet lempar air, dan lain-lain. Semua lomba tersebut diikuti oleh seluruh santri dari kelas 10 sampai kelas 12.Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pemahaman dan penghargaan santriterhadap sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia, meningkatkan kreativitas dan kerja sama santri, serta menyalurkan minat dan bakatnya dalam berbagai jenis lomba yang diadakan. Sedangkan harapan yang ingin dicapai dari kegiatan ini berupa:Santri akan memiliki pemahaman yang lebih mendalam tentang sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia dan pentingnya menjaga warisan budaya bangsa.Dengan berpartisipasi dalam lomba-lomba yang mengangkat tema perjuangan dan kebangsaan, diharapkan santri-santri dapat lebih menghargai dan memelihara nilai-nilai nasionalisme dan patriotisme.Mengembangkan keterampilan kreativitas santri serta kemampuan bekerja sama dalam tim.Berikut para pemenang FCTA 2024:FOTOGRAFIRG1 MUHAMMAD RAFFI PUTRA PRATAMA (11 IPS 1)2 AJMAL FADHLA LAKSONO (11 AGAMA 1)3 MUHAMAD NAJMI AZHAR (11 MIPA 2)UG1 RAISYA AMALIA RAHMATINA (12 IPS 3)2 ARMIDA ISTIQOMATUDIANA (11 MIPA 3)3 CANTIK RAHMI S (12 AGAMA 2)PESONA PAHLAWANRG1 RAFKA AL KHALIFI ATMADJA (10-C)2 ZULFA AKBAR (12 IPS 1)UG1 RESTI RAIDHA IJJATI (10-F)2 EL-ZAINA QISTHI QOTRUNADA (12 IPS 2)3 RAISYA ANASTASYA FAHRUDIN (11 IPS 3)4 REFAH HUWAIDA (11 AGAMA 2)POSTERRG1 AHNAF RIHHADATUL AISYANA TAUFIK2 DZAKI AIMAN PUTRAUG1 GHAITSA INTAN TAJNIA (12 IPS 3)2 PUTRI TAZKI PAZRIYAH ( 12 MIPA 4)3 KEISYA MUTIARA (12 IPS 3)4 ALFIA, DANIA, NAJMA (12 MIPA 3)VIDEO PENDEKRG1 11 MIPA 22 12 AGAMA 1UG1 11 MIPA 42 12 MIPA 43 11 MIPA 34 10-HORASIRGBARIK ABDA ROBINA (XII IPS 1)UG1 QUEENY BILQIS WULANDARI (10-H)2 BILQIS ADAWIYAH RAHMAN (10-F)3 NAJA ADIRA KHOERUNNISA (11 MIPA 3)4 JIHAN MUGHNIA (10-I)5 ANNISA REVA (12 IPS 2)SIMFONI KEMERDEKAANRG1 ADITYA ADRIAN (12 IPS 1)2 MUHAMMAD ISMAIL AL AZMI (10-C)DEBATRGKELAS 121 MUHAMMAD RAFA AL QOWWAM (12 MIPA 1)2 SATRIA MUDA MADANI (12 IPS 1)3 MUFTI MIFTAHUL ULUM (12 AGAMA 1)KELAS 101 MUHAMMAD MUKTI MUTTAQIN (10-D)2 M. AQDAM HANIF PUTRA NASRUDIN (10-C)3 DZAKI A PRATAMA (10-A)KELAS 111 IRSYAD FAUZI (11 AGAMA 1)2 HIBBAN DLAIFULLAH AL JIYAD (11 MIPA 2)3 IBRAHIM MAHMUD (11 IPS 1)UGKELAS 121 ANNISA FITRI RAMADHANI (12 IPS 3)2 TAVIA FAIZA LATHIFAH (12 MIPA 4)3 ALAIKA AGHNA KHAIRUNNISA (12 MIPA 4)KELAS 111 TIARA RIZKI SEPTIANI (11 MIPA 4)2 LAFIFA TARRINANISA (11 AGAMA 2)3 MILLATI GHALIA NUR (11 IPS 3)KELAS 101 ASMA SYAUQI JINAN (10-H)2 AISYAH QONITA (10-E)3 AGNIA RAHMA AZZAHRA (10-F)

Garut,07/09/2024.Rijalul Ghad Mu’allimin (RGM) dan Ummahatul Ghad Mu’allimin (UGM) laksanakan Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK). Kegiatan ini merupakan pembuka dari serangkaian kegiatan Musyawarah Umum (Musyum). LDK merupakan pelatihan yang tujuan utamanya adalah mengembangkan skill kepemimpinan, kerja sama, kolaborasi, karakter, dan mental pemimpin dalam diri santri serta mempersiapkan pengganti kepengurusan RGM dan UGM untuk masa jihad berikutnya. LDK kali ini dilaksanakan pada Kamis sampai Jum’at, 5-6 September 2024 di Aula Multimedia untuk peserta putri dan Aula Syihabuddin untuk peserta putra.Latihan Dasar Kepemimpinan (LDKS) adalah sebuah pelatihan dasar yang diperuntukkan bagi santri kelas 11 yang terpilih melalui screening bidang Kesantrian , Pembina RGM dan UGM, serta staf RGM & UGM. Sebanyak 40 santri putra dan 40 santri putri mengikuti LDK dengan khidmat dan penuh antusias. Latihan ini pun merupakan salah satu cara agar peserta memiliki jiwa kepemimpinan dan mampu bekerja secara efektif dan kolaboratif.Beberapa bentuk kegiatan pada LDK kali ini adalah mind maze, pos to pos, seminar, diskusi, dan penjelajahan. Tidak hanya pelatihan kepemimpinan, peserta juga mendapatkan pengalaman spiritual melalui salat berjama’ah, tilawah, salat tahajud, serta kultum. Mengingat pentingnya pelatihan ini, maka pemateri yang didatangkan pun adalah mereka yang berpengalaman dan memiliki jejak kepemimpinan, seperti Karina Rahmi ST Farhani. M.Ag., Heri Mulyadi, SHI., Irsyad Dienullah, Firman Yusud, Zulfan Arrofii, dan Naufal Arsyis Mustajab.Melalui kegiatan yang mengambil tema “Regeneration of the Virtuous Leader for the Upcoming Season” ini, Ketua RGM, M. Rayadilaga berharap jiwa kepemimpinan santri dapat terbentuk dengan baik terutama dalam berakhlak sehari-hari. Sedangkan Nida Khairunnisa, Ketua UGM saat ini berharap bahwa melalui Latihan Dasar Kepemimpinan ini, santri dapat memahami makna kepemimpinan yang sebenarnya, seta mampu menjadi pemimpin yang berkualitas dan bermoral tinggi. “Kegiatan ini juga menekankan pentingnya disiplin, kerja sama, serta tanggung jawab dalam mencapai tujuan bersama”. Ujarnya menekankan. (red-as)

Garut, 08/09/2024.Remaja adalah masa peralihan dari anak-anak ke dewasa. Biasanya terjadi pada rentang usia 10 sampai 18 tahun. Pada masa ini, biasanya terjadi beberapa perkembangan, seperti fisik, psikologi, dan intelektual. Lebih khusus lagi, remaja juga mengalami sederet perubahan emosi. Perubahan atau perkembangan emosi inilah yang kadang kurang disadari baik oleh anak, orang tua, ataupun guru, sehingga terkadang menimbulkan kemacetan komunikasi antara anak dengan orang tua atau dengan guru yang berujung pada ketidakharmonisan hubungan. Bahkan lebih jauh lagi, anak akan mencari ‘pelarian’ dari berbagai masalah pada hal-hal negatif seperti merokok, narkoba, self harm, dan lain-lain.Berangkat dari hal di atas, Mln/MA Persis Tarogong merasa perlu untuk memberikan edukasi kepada orang tua dan guru sehingga bisa mendeteksi dini perubahan atau gejolak emosi remaja tersebut. Dengan begitu, baik orang tua dan guru bisa mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Maka, pada Sabtu, 07 September 2024 Mln/MA Persis Tarogong mengundang Teh Shaila Hanifah Zainab, M.Psi., seorang psikolog sekaligus konselor sekolah dan pesantren untuk berbagi solusi dari permasalahan tersebut di atas dari sisi psikologis remaja kepada orang tua/wali santri kelas 11 dan juga beberapa asatidzah. Kegiatan tersebut dikemas dalam bingkai Psikoedukasi dan Sosialisasi Program Kelas 11 yang dilaksanakan di Aula Multimedia Mln/MA Persis Tarogong.Psikoedukasi menurut Mottaghipour & Bickerton merupakan suatu tindakan yang diberikan kepada individu/keluarga untuk memperkuat strategi koping atau cara khusus dalam mengatasi permasalahan psikologis atau perubahan mental yang dialami oleh individu. Teh Shaila dalam pemaparannya menyampaikan bahwa penyebab gejolak emosi pada remaja adalah karena perubahan hormonal (pubertas dan siklus menstruasi) dan perkembangan otak (prefrontal cortex masih berkembang dan sistem limbix yang sangat aktif). Gejolak ini bisa menyebabkan santri sulit konsentrasi, motivasi menurun, produktivitas rendah, perilaku impulsif, dan lain-lain sehingga perlu dideteksi dini dan dicarikan solusinya.Sedikitnya terdapat dua solusi yang ditawarkan oleh Teh Shaila, yaitu (1) menciptakan lingkungan rumah yang aman dan suportif dengan membangun komunikasi terbuka seperti family meeting, orang tua harus bisa menjadi role model, berikan aprsiasi dan pujian, serta hindari membandingkan anak. (2) mengajarkan keterampilan koping dengan teknik relaksasi seperti memperbanyak zikir kepada Allah, komunikasi asertif, mindfulness, fokus pada solusi, dan manajemen waktu yang baik. Selain itu, Teh Shaila pun berikan langkah-langkah praktis yang bisa digunakan dalam membantu mengatasa gejolak emosi remaja.Kegiatan yang berlangsung sekitar tiga jam ini ditutup dengan pemaparan program-program yang akan dihadapi oleh santri kelas 11 yang disampaikan langsung oleh H. Aan Adam, Lc., Mudir Mu’allimin. Dalam pemaparannya, H. Aan mengajak para orang tua untuk sama-sama memberikan dukungan pada kegiatan yang akan dihadapi santri seperti pemilihan ketua RGM dan UGM, study tour, pra jam’iyyah, bina karir, dan lain-lain. (red-as)

Garut, 12/10/24.Perkembangan digital yang pesat, terutama media sosial, telah memberikan dampak besar pada kehidupan remaja. Di satu sisi, media sosial membuka peluang untuk berkomunikasi, berbagi informasi, dan mengekspresikan diri. Namun, di sisi lain, tanpa pengelolaan yang bijak, remaja bisa terjebak dalam dampak negatif seperti kecanduan, cyberbullying, atau tekanan sosial untuk tampil sempurna di dunia maya. Oleh karena itu, penting bagi remaja untuk cerdas dalam mengelola digital, dengan memahami batasan dan memanfaatkan teknologi untuk pengembangan diri secara positif. Di sisi lain, edukasi aman berkendara bagi remaja sangat penting mengingat tingginya angka kecelakaan lalu lintas yang melibatkan pengendara muda. Remaja cenderung rentan terhadap risiko berkendara karena kurangnya pengalaman dan sering kali pengaruh dari teman sebaya yang mendorong perilaku berkendara yang tidak aman, seperti ngebut, tidak menggunakan helm, atau tidak mematuhi rambu lalu lintas. Fenomena ini menunjukkan bahwa banyak remaja belum sepenuhnya memahami betapa krusialnya keselamatan dalam berkendara. Oleh karena itu, edukasi yang menekankan pentingnya kepatuhan terhadap aturan lalu lintas dan penggunaan peralatan keselamatan perlu diberikan sejak dini.Berangkat dari hal di atas, Mln/MA Persis Tarogong menyelenggarakan seminar cerdas digital dan edukasi keamanan berkendara pada 10 Oktober 2024 bagi santri kelas 10 dan 11 di Aula Syihabuddin Pesantren Persis Tarogong. Untuk mendukung kegiatan tersebut, panitia mendatangkan Iptu Sona Rahadian Amus, S.IP., M.M. untuk memberikan edukasi mengenai tertib berkendara. Sedangkan Kang Deni Yudiawan memberikan edukasi mengenai bijak bermain digital. Dalam meramaikan kegiatan, kegiatan diisi persembahan santri seperti silat dari Ananda Arfa, solo performance dari Ananda M. Ismail dan Ananda Siddiq, pusi dari Ananda Alya, dan orasi dari Ananda Queeny. Kegiatan diakhiri dengan doorprize berupa hadiah sederhana tapi bermakna.Dari kegiatan tersebut, mengelola media sosial dengan bijak bisa dimulai dengan mengatur waktu penggunaan, memahami privasi, serta menyeleksi konten yang dikonsumsi. Remaja perlu diberi pemahaman bahwa apa yang ditampilkan di media sosial sering kali bukan gambaran yang sepenuhnya nyata, dan tidak seharusnya menjadi tolok ukur kebahagiaan atau kesuksesan. Dengan demikian, cerdas dalam mengelola dunia digital akan membantu remaja tetap fokus pada kehidupan nyata dan mengembangkan keterampilan yang lebih bermakna, seperti kemampuan berpikir kritis dan empati. Fenomena remaja sekarang yang sering kali terobsesi dengan validasi dari “like” atau “followers” menunjukkan bahwa literasi digital perlu ditingkatkan. Remaja harus dibekali dengan kemampuan untuk memilah informasi yang benar, melindungi diri dari berita hoaks, dan tetap menjaga keseimbangan antara dunia digital dan kehidupan nyata. Pengelolaan digital yang cerdas dapat menjadi langkah awal menuju generasi yang lebih sadar teknologi, tetapi tetap menjaga integritas diri dan kesejahteraan mental.Adapun dalam berkendara, remaja perlu disadarkan bahwa berkendara bukan sekadar keterampilan teknis, tetapi juga soal tanggung jawab besar terhadap keselamatan diri sendiri dan orang lain. Pengetahuan tentang cara mengemudi yang aman, seperti menjaga jarak aman, menghindari penggunaan gawai saat berkendara, serta memahami kondisi jalan, dapat mengurangi risiko kecelakaan. Sayangnya, fenomena balap liar atau aksi berkendara ugal-ugalan masih sering ditemui, yang menggambarkan bahwa kesadaran akan pentingnya aman berkendara belum tertanam kuat pada sebagian remaja.Selain itu, edukasi aman berkendara juga harus mencakup pemahaman tentang dampak jangka panjang dari kecelakaan, baik dari segi kesehatan maupun hukum. Dengan menanamkan kesadaran ini, remaja dapat lebih bijak dalam mengambil keputusan saat berkendara. Keselamatan di jalan adalah prioritas yang harus selalu diutamakan, dan memiliki pengetahuan yang cukup mengenai aman berkendara adalah kunci untuk melindungi diri dan orang lain dari bahaya yang tidak diinginkan.